Pages

Rabu, 19 Januari 2011

sedekah bumi di SURABAYA

Perayaan sedekah bumi menjadi sesuatu yang dinanti oleh penduduk desaku. Sedekah Bumi adalah perayaan ungkapan rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa atas terlimpahnya rahmat, anugerah, dan kemakmuran yang telah diberikan kepada penduduk desa. Biasanya Sedekah Bumi diadakan mendekati bulan puasa (Ramadhan). Pada saat menjelang hari perayaan, penduduk di desaku, Made khususnya, akan menyiapkan makanan dan sajian atau biasa dikatakan “sesajen” terbaik yang bisa mereka dapatkan, yang nantinya akan digunakan pada acara doa dan ritual di tempat yang dianggap sakral di desa.
Malam hari sebelum perayaan tersebut, akan diadakan pentas seni daerah Jawa Timur yang biasa disebut “ludruk”. Ludruk adalah budaya khas Jawa Timur yang menampilkan tari-tarian khas Jawa Timur yang disebut “remo” yang diiringi dengan alat musik tradisional seperti gamelan, angklung, dan gong. Ludruk biasanya diiringi pula oleh hiburan komedi sebagai penghibur hingga akhir acara dengan guyonan khas para pemainnya dengan menggunakan dialek bahasa Jawa.

Tiba saatnya pada hari perayaan Sedekah Bumi. Seluruh makanan yang sudah dibuat oleh warga akan dikumpulkan menjadi satu dan diantarkan pada tempat paling sakral di desa. Kalau di desaku, tempat itu adalah pohon asem besar berbalut kain merah-putih besar di dekat telaga desa. Yang menurut kepercayaan di desaku bersemayam jasad leluhur sang pelindung desa pada zaman kemerdekaan dahulu. Apapun itu, namun masyarakat tetap menjunjung tinggi Islam sebagai agama yang mereka yakini. Tempat tersebut digunakan semata-mata hanya karena sebagai simbol desa. Sedekah Bumi dimulai dengan pembacaan doa oleh para tetua dan tokoh desa, kemudian dilanjutkan dengan ritual-ritual tertentu, kemudian diakhiri dengan doa bersama oleh seluruh warga yang ikut menyaksikan. Makanan banyak yang terkumpul hasil sumbangan warga tadi adalah sebagai lambang kemakmuran desa. Makanan tersebut kemudian dibagi-bagikan kepada penduduk desa yang ikut menyaksikan acara perayaan.
Rangkaian perayaan Sedekah Bumi kemudian dilanjutkan acara selanjutnya yang disebut “okol”. Nama yang aneh memang. Okol adalah gulat tradisional dimana para pemainnya menggunakan selendang yang dibalutkan di perut para pegulat. Para pegulat beradu kuat di atas ring mirip ring gulat pada umumnya, namun di atas ring tersebut dilapisi tumbuhan padi kering, sehingga arena gulat menjadi empuk meskipun di badan nantinya akan terasa gatal-gatal sedikit apabila jatuh tersungkur (yach bisa dibilang semacam acara Smack Down seperti di televisi, namun ini secara tradisional dan tidak bersifat ekstrem). Acara okol ini paling banyak menarik antusias penduduk hingga dimanfaatkan sebagai tempat berjualan oleh pedagang setempat.
Antusiasme perayaan Sedekah Bumi tidak hanya dirasakan oleh penduduk setempat, namun juga masyarakat dari tempat lain boleh menyaksikan. Maka dari itu setiap acara Sedekah Bumi di desaku Made, biasanya selalu dihadiri oleh rekan kerja, teman sekolah atau kuliah, dan juga saudara jauh dari tiap penduduk. Karena arti Sedekah Bumi sendiri adalah berbagi kemakmuran, berbagi kebersamaan, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai tradisional budaya Indonesia.
Sekian artikel kali ini. Hargailah kesenian dan budaya Indonesia. Jangan sampai lapuk dimakan zaman. Lestarikan dan jagalah untuk selama-lamanya.

Selasa, 18 Januari 2011

ADAT SEDEKAH BUMI

Sedekah Bumi Desa Kedungmutih Gelar Kesenian Kethoprak


DESCRIPTION

Sedekah Bumi Desa Kedungmutih Gelar Kesenian Kethoprak
DEMAK - Desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak sore (13/11) menggelar acara sedekah bumi sebagai bentuk rasa syukur seluruh warga desa atas rezeki yang berlimpah seraya berdo’a agar desa pesisir ini aman dari berbagai gangguan atau bencana. Acara sedekah bumi dipusatkan di pasar Ikan desa Kedungmutih yang merupakan pasar ikan terbesar se kecamatan Wedung  dengan menggelar kesenian wayang kulit pada siang harinya , serta malam harinya warga dihibur dengan kesenian kethoprak. Ritual sedekah bumi bagi desa Kedungmutih merupakan acara rutin setiap setahun sekali yang melibatkan seluruh warga desa kedungmutih dengan membuat nasi selamatan yang diwujudkan dalam ambengan dalam berbagai bentuk. Diantara ada bentuk perahu , ikan , ayam , kepiting, serta bentuk yang lainnya dan didalamnya berisikan nasi beserta lauk pauk komplit yang kemudian dimakan bersama- sama setelah di do’akan secara berjamaah.
Sekda Demak, Camat Wedung ikut hadir dalam acara sedekah bumi
“ Selama hampir dua belas tahun saya menjabat kepala desa Kedungmutih ritual sedekah bumi ini tidak pernah absen sekalipun , meskipun wujudnya tidak selalu nanggap kesenian tradisional kadang-kadang diselingi juga dengan tausiah atau pengajian umum. Selain itu selamatan seluruh desa yang selalu ada sebagai rangkaian acara sedekah bumi “ , papar hamdan Sumadi Kepala Desa Kedungmutih yang ditemui di sela-sela acara sedekah bumi tahun 2010 ini.
Untuk tahun 2010 ini menurutnya , acara sedekah bumi dibuat lebih meriah dengan memadukan dua kesenian tradisional yang masih diminati oleh masyarakat yaitu wayang kulit dan kethoprak , selain memberikan hiburan wagi warganya juga sebagai ajang untuk melestarikan kesenian tradisional. Dengan digelarnya acara ritual sedekah bumi setiap setahun sekali maka kesenian tradisional akan tetap lestari , karena setiap desa akan nanggap atau mendatangkan kesenian tradisional ini. Dengan digelarnya kesenian tradisional generasi muda yang kurang mengenal wayang atau kethoprak , perlahan-lahan akan tahu kehebatan pentas wayang atau kethoprak . Kebanyakan mereka tahu kesenian ini dari televisi, atau yang lainnya .
Ambengan perahu
Rajunganpun ikut sedekah bumi

Acara sedekah bumi yang meriah ini diawali dengan datangnya ambengan dari 29 RT yang ada di desa Kedungmutih yang dikumpulkan secara berjajar dengan kawalan masing-masing anggota RT . Setelah semua datang acarapun diawali dengan ucap selamat datang dari Ketua BPD  Suhari S Pdi  yang dilanjutkan dengan sambutan pengarahan dari Kepala Desa , Camat dan juga pejabat yang mewakili Bupati Demak yang pada hari ini di hadiri oleh Sekwilda . Terakhir acara do’a yang pimpin oleh K. Mujab yang diamini seluruh warga desa yang menghadiri acara sedekah bumi ,dan pada akhir do’a para peserta pun memperebutkan nasi tumpeng dalam setiap ambengan sehingga kelihatan meriah .
“ Ambengan yang kami buat ini hasil swadaya setiap anggota RT  yang kami kumpulkan menjadi satu , setiap tahun terus berlangsung . Hal ini mejadi kebiasaan warga sini sehingga ketika diumumkan ada sedekah bumi warga masyarakat dengan sukarela mengeluarkan uang untuk membuat ambengan.” , Ujar Rohmat Ketua RT 02 RW : 02 yang pada waktu itu membawa ambengan dalam wujud kapal.
Ada juga Ka'bah
Acara sedekah bumi yang dipusatkan di pasar ikan pagi desa Kedungmutih ini meskipun diiringi hujan dari pagi sampai sore namun tidak menyurutkan keinginan warga untuk memeriahkan acara sedekah bumi yang digelar setiap setahun sekali . Dengan mengajak seluruh anggota keluarga mereka mendatangi arena sedekah bumi dengan melihat kesenian wayang kulit dan juga do’a bersama . Selain itu ajang sedekah bumi ini bisa dikatakan sebagai ajang untuk memanjakan keluarga , karena sekembalinya mereka menghadiri acara sedekah bumi ini , biasanya mereka berbelanjan makanan , minuman dan minuman untuk anak-anak mereka. Dalam acara sedekah bumi ini pedagang yang mremo berjumlah puluhan orang , yang menggelar dagangan di berbagai sudut keramain , biasanya mereka selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain yang menggelar acara yang sama.
“ Ya acara sedekah bumi ini biasanya sudah umumkan jauh-jauh hari sehingga warga sudah mulai menabung untuk keperluan ini , selain membeli makanan dan minuman biasanya mereka membelikan mainan untuk anak-anak mereka . Sehingga tidak mengherankan jika ajang sedekah bumi digelar maka pedagang yang mremo jumlahnya puluhan orang “, jelas Karmudi staf keamanan desa Kedungmutih. (FM)
Fatkhul Muin
Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir.


Useful Widgets